Untuk memasuki wilayah negara lain kita membutuhkan visa, dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara kepada seseorang yang mendapatkan izin untuk memasuki wilayah mereka. Saat ini Kerajaan Arab Saudi mensyaratkan pemegang paspor Republik Indonesia untuk memiliki visa untuk bisa berkunjung ke negara mereka baik untuk tujuan ibadah umroh maupun wisata.
Jika kalian bepergian dengan travel seperti saat umroh pertama saya, maka urusan visa ini akan menjadi tanggung jawab dari biro perjalanan yang kalian pilih. Tentunya setelah kalian menyelesaikan kewajiban seperti melakukan pembayaran dan menyerahkan paspor.
Sedikit berbeda ketika saya akan umroh mandiri, karena saya harus mencari sendiri provider visa yang bisa membantu untuk penerbitan visa. Waktu itu saya mendapatkannya dari kenalan yang sebelumnya juga telah melakukan umroh secara mandiri.
Perbandingan beberapa Jenis Visa untuk Umroh
Arab Saudi memiliki berbagai jenis visa yang bisa digunakan untuk masuk ke negaranya dengan berbagai kepentingan. Jika kamu berniat untuk melakukan Ibadah Umroh di Kota Mekkah dan berziarah ke makam Nabi di Kota Madinah, maka dibawah ini adalah beberapa jenis visa yang biasanya digunakan.
Visa Umroh
Visa umroh merupakan jenis visa yang paling sering digunakan oleh jamaah yang melakukan perjalanan dengan biro travel maupun umroh secara mandiri. Visa ini diterbitkan Ministry of Hajj and Umrah melalui travel agen yang biasanya juga bertindak sebagai provider visa. Jika kamu bepergian dengan travel agen maka penerbitan visa akan dibantu oleh pihak travel untuk mengurusnya.
Sedangkan untuk umroh mandiri kamu harus mencari sendiri travel agen atau provider visa yang bisa membantumu menerbitkan visa umroh. Saya sendiri mendapatkannya dari referensi salah seorang teman yang alhamdulillah terpercaya. Proses sangat mudah, karena hanya memberikan dokumen persyaratan via email dan melakukan pembayaran, semuanya online.
Alasan utama visa umroh sangat populer adalah karena mudahnya persyaratan untuk mendapatkannya dan waktu penerbitan yang singkat. Selain itu, kemungkinan penolakan penerbitan untuk visa jenis ini sangat rendah, jadi bisa dibilang 99% akan terbit. Jika ada penolakan kemungkinan karena adanya riwayat pelanggaran imigrasi sebelumnya atau bisa juga karena sudah masuk musim haji.
Masa berlaku: 90 hari.
Lama tinggal: 90 hari, single entry atau sekali masuk
Biaya pembuatan: mulai $150 USD
Visa Turis
Jenis visa ini ditujukan bagi turis mancanegara dari seluruh dunia yang ingin berwisata di Arab Saudi. Selain itu, saat ini Kerajaan telah mengijinkan seorang muslim pemegang visa turis untuk melakukan ibadah umroh maupun ziarah ke dua kota suci. Saya sendiri awalnya ingin menggunakan visa turis ini, tapi sayangnya batal karena waktu mepetnya tanggal keberangkatan.
Karena regulasi ini, menjadikan visa turis sebagai alternatif bagi mereka yang yang ingin merencanakan perjalanan umroh namun tidak bisa mendapatkan visa umroh dari agen travel. Bisa dikatakan hampir semua yang masuk Saudi menggunakan visa jenis ini melakukan umroh secara mandiri.
Visa turis ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan visa umroh, seperti masa berlaku yang lebih lama dan bisa masuk ke Saudi lebih dari satu kali (multiple entry). Jadi jika kamu mau, kamu bisa melakukan umroh beberapa kali dalam satu tahun.
Saya juga menemukan beberapa kekurangan dari visa ini jika dibandingkan dengan visa umroh, seperti biaya yang bisa lebih mahal karena ada tambahan asuransi kesehatan. Pengajuan juga membutuhkan effort lebih seperti harus datang ke kantor visa (tasheer). Selain itu, dokumen persyaratan juga lebih banyak dan tingkat persetujuan atau approval visa yang lebih rendah.
Masa berlaku: 1 tahun (365 hari)
Lama tinggal: 90 hari, multiple entry
Biaya pembuatan: mulai dari Rp3.500.000 (approximately)
Visa Transit
Visa ini dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi untuk memfasilitasi wisatawan yang ingin memanfaatkan waktu transit mereka dengan melakukan perjalanan wisata di negaranya. Bagi muslim, waktu transit ini juga bisa digunakan untuk ibadah umroh.
Untuk bisa mendapatkan visa transit untuk umroh cukup mudah, kamu hanya perlu memesan penerbangan pada halam Transit Visa Saudia Airlines dan menjadikan salah satu kota di Arab Saudi sebagai tempat transit sebelum ke nega1ra tujuan. Kota tujuan transit untuk umroh tentunya melalui Bandara di Jeddah, namun kamu juga bisa landing di kota lain seperti Riyadh.
Sebagai contoh, kamu ingin mengunjungi Turki dari Indonesia dengan maskapai Saudia Airlines. Untuk bisa mendapatkan visa transit, perjalanan harus dilakukan dalam 90 hari kedepan sehingga akan muncul pilihan Perform Umroh yang jika dipilih akan menunjukkan daftar penerbangan yang memenuhi syarat. Semua pilihan rute penerbangan akan transit di Jeddah dengan beberapa pilihan waktu transit up to 96 jam.
Saya sendiri berencana akan menggunakan visa ini nantinya ketika akan berkunjung ke Turki, alasan utamanya karena persetujuan yang cepat dan biaya pembuatan yang sangat murah. Transit 96 jam sangat cukup karena ibadah umroh sendiri, berdasarkan pengalaman saya hanya berlangsung kurang dari 6 jam saja.
Masa berlaku: 90 hari
Lama tinggal: 96 jam (4 hari), single entry
Biaya pembuatan: sekitar 100 SAR (Rp430.000)
Selain ketiga visa yang sudah saya jelaskan diatas, masih banyak lagi beberapa jenis visa yang memperbolehkan WNI untuk masuk ke Arab Saudi. Contohnya seperti visa pendidikan, visa kunjungan kerja, visa kunjungan pribadi atau lainnya.
Berdasarkan informasi yang saya terima, saat ini kerajaan tidak membatasi jenis visa yang bisa digunakan untuk umroh bagi seorang muslim yang berkunjung. Jadi kamu bisa melakukan ibadah umroh dengan menggunakan visa apapun yang bisa membawamu masuk kenegara ini secara legal.